“Industri manufaktur paling banyak memang di Jabodetabek dan itu sudah ada kantor pusat kami. Di Jawa Tengah ini masih ada potensi sehingga potensi ini akan kami perkuat,” ungkap Simon, dalam Paparan Publik, Jumat (17/5).

Dia menyebutkan, apabila merujuk rencana awal, seharusnya pembukaan outlet Solo akan dilakukan di kuartal kedua ini. Namun, melihat perkembangan bisnis di kuartal pertama, peluncuran outlet Solo ini sedikit mundur ke kuartal ketiga. 

 

Sedangkan untuk outlet Buntaran, diharapkan dapat terealisasi pada kuartal ketiga hingga kuartal keempat mendatang. 

 

Adapun, untuk nilai investasi yang disiapkan. Simon menuturkan bahwa untuk pembukaan satu outlet baru dibutuhkan dana sekitar Rp 2 miliar-Rp 3 miliar. Sehingga, pihaknya menyiapkan investasi sebanyak Rp 4 miliar-Rp 6 miliar untuk ekspansi outlet di tahun ini.

 

Hingga kuartal I-2024, penjualan BAUT tercatat sebesar Rp 41,28 miliar atau lebih rendah 30,50% dibandingkan penjualan pada kuartal I-2023 yang sebesar Rp 59,39 miliar. 

 

Sedangkan dari sisi bottom line, laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat senilai Rp 256,58 juta atau menurun dibandingkan Rp 4,30 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

 

Meskipun kinerja kuartal pertama belum sesuai ekspektasi, Manajemen BAUT tetap optimistis dapat mengejar ketertinggalan pada kuartal-kuartal berikutnya seiring juga dengan rencana pembukaan dua outlet baru di tahun ini.

 

“BAUT tetap optimistis terhadap proyeksi yang kami punya. Di mana BAUT menargetkan penjualan di 2024 bisa bertumbuh 20%,” tandasnya.